Ini Loh 16 Penendang Free Kick Terbaik Sepanjang Masa, No 1 Memang Rajanya!

Image
Ketika seorang pemain berhenti dari jarak 25 meter dari gawang untuk bersiap mengambil tendangan, penonton terdiam dan menunggu dalam antisipasi. Ia tahu apa yang akan terjadi. www.sportstardom.com Bagi banyak orang, akan ada sedikit kekhawatiran. "Wah, ini bisa menjadi masalah besar bagi kiper," atau "Ini akan menjadi sebuah tembakan yang hebat dan menakjubkan.! Ini bukan tentang sekedar para pemain biasa. Ini adalah tentang para spesialis yang memiliki keterampilan khusus dalam eksekusi sepakan bola mati, yang bisa membuat pihak lawan berpikir, "Uh-oh, ini bisa jadi masalah." Ini tentang para pemain yang memiliki keteguhan mental — diselaraskan dengan kecemerlangan teknis — untuk menembakkan bola ke atas atau melewati pagar hidup, melewati kiper yang terkejut, dan masuk ke bagian belakang gawang. Ini tentang mereka yang bisa melakukannya lagi. Dan lagi. Dan berikut 16 penendang free kick terbaik sepanjang masa, seperti yang kami kutip dari blea...

Kerap Cuek & Nyentrik, Menteri Susi Tak Kuasa Menangis Saat Dengar Suara Lirih Ini, Merinding!

Apa saja yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memang selalu nyentrik.
Pembawaannya yang terkesan cuek dan apa adanya membuat masyarakat Indonesia tambah jatuh hati kepadanya.
Tak hanya orang-orang Indonesia, nyatanya mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pun juga memuji Ibu Susi.
John Kerry pernah mengatakan jika dirinya begitu tertarik untuk memiliki tato yang sama dengan Susi Pudjiastuti.
Tapi untuk kali ini ada sisi unik lainnya yang bisa kita telisik dari sosok Menteri Susi.
Kejadian ini bermula saat KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus membaca sebuah puisi karyanya saat penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2017 di Aula Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).
Melansir Kompas.com, Gus Mus menerima Yap Thiam Hien Award 2017, penghargaan yang didedikasikan bagi sosok-sosok pejuang kemanusiaan.
Usai memberikan sambutan, pembawa acara meminta Gus Mus untuk membacakan puisi di depan seluruh tamu undangan.
Gus Mus pun memenuhi permintaan itu.
"Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita bersama
Sejak kita di sekolah rakyat"
"Kita berebut lebih dulu menyanyikanya
Ketika anak-anak disuruh menyanyi di depan kelas satu-persatu"
"Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama"
"Sudah lama sekali pergaulan sudah tidak seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau tersihir pesona dunia"
"Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat hapal nyanyian itu, sayang"
"Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya kembali bersamamu..."

Di tengah pembacaan puisi, Gus Mus menyanyikan lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki.
Seluruh tamu yang hadir tampak hanyut dan ikut menyanyikan lagu itu dengan lirih.
Mereka seolah tersihir suara Gus Mus yang terdengar menenangkan itu.
Kebayang kan kalau ada kids zaman now di dalam acara itu, bisa ikut baper!
Setelah itu, Gus Mus kembali meneruskan puisinya.
"Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian dan dendam
Serta maraknya rasa tega"
"Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada sendu..."
Gus Mus kemudian menyanyikan lagi lagu itu dengan mengubah liriknya.
Indonesia tanah air mata
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu dihina-hina bangsa
Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan dunia
Tempat bertarung merebut kuasa Sampai entah kapan akhirnya...
Suara Gus Mus terdengar bergetar saat menyanyikan lirik tersebut.
Sementara para tamu undangan tertegun mendengarnya.
Bahkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang duduk di barisan paling depan sempat meneteskan air mata.

Ia terlihat mengambil tisu dan mengusap matanya yang membasah.
Sejenak, Gus Mus terdiam, kemudian membaca penggalan akhir dari puisinya.
"Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi bersama lagi lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti dulu..."
Untuk diketahui, Yap Thiam Hien Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berjasa besar dalam upaya penegakan HAM di Indonesia.
Nama penghargaan ini diambil dari nama pengacara dan pejuang HAM, Yap Thiam Hien.
Selain Menteri Susi, hadir dalam acara tersebut hadir Menkumham Yasonna Laoly, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarief, Komisioner Komnas HAM Beka Hapsara dan Wakil Ketua Komisi Yudisial Sukma Violetta.
Siapa sangka, sosok Susi yang terkesan cuek dan nyentrik, ternyata punya sisi melankolis ya!


Sumber berita dari ( TRIBUNNEWS.COM )

Comments

Popular posts from this blog

Muara Angke Penuh Lautan Sampah, Ini Reaksi Sandiaga

Anak Buah SBY Bandingkan Anies dengan Jokowi

Waduk Pluit dan Ria Rio, Pernah Membaik di Masa Jokowi-Ahok